HARNAS.CO.ID – Warga Penjaringan Jakarta Utara (Jakut) mengeluhkan proyek pembangunan Tol Harbour Road II Ancol yang dikerjakan oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).
Proyek tersebut menimbulkan dampak buruk bagi ekonomi warga hingga penutupan akses jalan.
Sebagai Tokoh Masyarakat RW 13 Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) Rochimmanto mengecam keras pembangunan yang ia sebut sebagai proyek zalim itu.
Warga bahkan membuka posko pengaduan atas kezaliman proyek tersebut.
“Ya kezaliman yang pertama mereka tidak memikirkan UMKM yang ada di wilayah RW 13. Kedua, kezalimannya ini mereka tidak, sebelum melakukan kompensasi, tidak ada diskusi, tidak ada solusi tentang masalah UMKM yang mau dipindahkan kemana, apapun segala macam,” ujar Rochimmanto kepada wartawan, Senin (27/10/2025).
“Yang ketiga, akses nanti pasca pembangunan ini motor ataupun mobil ataupun semua itu tidak akan bisa lewat,” sambungnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pada tahap awal pembangunan minim sekali sosialisasi yang dilakukan pihak CMNP kepada warga. Padahal, seharusnya CMNP menemui tokoh masyarakat sekitar untuk berdiskusi soal dampak sosial, ekonomi dan dampak kenyamanan yang diderita masyarakat atas pembangunan itu.
“Anda (CMNP) sebagai perusahaan besar, kenapa kok tidak memikirkan dampak ekonominya yang selama ini masyarakat ini berdagang di tengah-tengah lingkungan. Tidak adanya musyawarah ataupun pemanggilan terhadap tokoh yang ada untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” sambungnya.
Dia menyebut bahwa pihak CMNP hanya mendatangi warga lalu memberikan satu kali kompensasi atas pembangunan jalan tol itu. Namun, kompensasi itu justru merugikan warga sebab akses keluar masuk warga kini tertutup.
“Iya (ngasih kompensasi), cuman ya nggak ada arti, ditutup aksesnya ngga jualan, sama aja tuh zalim dong. Mereka perusahaan besar, tapi tidak memikirkan masyarakat yang terdampak ekonomi seperti ini,” ujarnya.
Rochimmanto yang terdampak proyek tersebut terpaksa menutup toko miliknya, karena penutupan akses jalan. Dia menegaskan bahwa proyek jalan itu hanya menyisakan satu jalan yang hanya bisa dilalui motor, namun jalannya rusak.
“Jadi saya pernah nanya, gimana nih dampak ekonominya, Saya bilang, akses saya tertutup, toko saya tertutup saya bilang saya memenuhi kebutuhan keluarga bagaimana? Saya bilang gitu. Ya dia (CMNP) nggak ada jawaban. Kurang ajar gitu loh,” ucapnya.
“Toko saya udah ditutup udah sekitar hampir 5 bulan yang lalu. Ya ditutup aksesnya nggak bisa lewat cuma hanya bisa lewat motor, saya kan ada mobil pickup, ada roda tiga, Nggak bisa Pak, cuma hanya motor doang yang bisa lewat,” ucap dia.
Dia menjelaskan proyek tersebut telah berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup puluhan warga.
“Kurang lebih (warga terdampak) aksesnya ini ada sekitar 20 sampai 25 warga lah, karena ada juga tukang bajaj, ada juga bengkel, ada juga tukang mie, Ada juga ya macam-macam lah gitu, bingung kan gimana caranya jualan dan dimana,” tutupnya.










