HARNAS.CO.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjemput paksa pengusaha sekaligus pemegang lima persen saham PT Tara Indonusa Coal Rudy Ong Chandra (ROC). Tindakan komisi antirasuah terkait penyidikan kasus dugaan suap pemberian izin usaha pertambangan (IUP) di Kalimantan Timur.
“Hari ini penyidik melakukan jemput paksa terhadap saudara ROC terkait perkara tindak pidana korupsi pengurusan izin pertambangan di wilayah Kaltim periode 2013-2018,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Menurut Budi, penjemputan paksa komisaris di PT Sepiak Jaya Kaltim, PT Cahaya Bara Kaltim, PT Bunga Jadi Lestari, dan PT Anugerah Pancaran Bulan itu, guna dilakukan penahanan. Dia akan dijebloskan ke Rutan Cabang KPK.
“Penahanan selama 20 hari pertama, sejak 21 Agustus-9 September 2025,” ujarnya.
KPK pada 19 September 2024 mengumumkan memulai penyidikan kasus dugaan suap pemberian izin usaha pertambangan (IUP) di Kalimantan Timur. Dalam perkara ini penyidik sudah menetapkan tiga orang tersangka, yakni berinisial AFI, DDWT, dan ROC.
KPK belum mengungkapkan identitas dari tiga tersangka tersebut. Berkaitan pengembangan kasus, penyidik KPK pada 24 September 2024 juga telah mencegah tiga orang tersangka untuk tidak bepergian ke luar negeri selama enam bulan ke depan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketiga tersangka tersebut adalah mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak (AFI), Ketua Umum Kadin Kaltim Dayang Donna Walfiares Tania (DDWT), dan Rudy Ong Chandra (ROC). Namun, status tersangka Awang Faroek gugur setelah yang bersangkutan tutup usia pada 22 Desember 2024.










