HARNAS.CO.ID – Selain melanda sejumlah wilayah Bali, banjir bandang turut menerjang Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya penanganan darurat terus dilakukan oleh instansi terkait.
Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (10/9/2025) malam, sebanyak empat warga tewas akibat bencana alam ini. Korban terakhir ditemukan tak bernyawa setelah tim melakukan pencarian.
“Tim pencarian dan pertolongan gabungan kembali menemukan satu (dari lima orang) warga yang sebelumnya dilaporkan hilang dalam kondisi tidak bernyawa,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Ia memastikan, tim gabungan terus berupaya memaksimalkan operasi pencarian dan penyelamatan dengan tetap memastikan kondisi lapangan dan cuaca demi keselamatan dan keamanan.
Hasil perkembangan kaji cepat di lapangan, banjir yang dipicu oleh faktor cuaca ditambah topografi berupa lereng perbukitan sampai pesisir ini berdampak pada 14 desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mauponggo, Kecamatan Nangaroro, dan Kecamatan Boawae.
Kerugian materiel mencakup satu rumah hanyut, dua kantor terdampak, tiga ruas jalan tertutup longsor. Jalan tertutup longsor ini meliputi satu jalan provinsi dan dua jalan kabupaten, dua jembatan rusak, serta lahan pertanian dan ternak yang terdampak. Data kerusakan lainnya masih dalam proses pendataan.
Pemerintah Provinsi NTT melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyiapkan bantuan logistik berupa selimut, matras, peralatan masak, hygiene kit, kasur lipat, velbed, peralatan kebersihan, makanan biskuit protein untuk anak-anak, serta tenda keluarga.
Bantuan tersebut dijadwalkan dikirim pada Kamis (11/9/2025) melalui jalur laut Kupang–Aimere. BPBD Kabupaten Kupang juga menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa bahan bangunan.
Sementara, dua titik jalan yang sebelumnya terputus sudah dapat ditangani, tiga titik jalan lain masih lumpuh dan membutuhkan alat berat untuk membuka akses. Kendala lain yang dihadapi di lapangan antara lain jaringan komunikasi dan listrik yang terputus sehingga menghambat penyampaian laporan dan distribusi bantuan.
Bupati Nagekeo telah menetapkan status tanggap darurat bencana cuaca ekstrem melalui Keputusan Nomor 330/KEP/HK/2025 yang berlaku selama 21 hari, mulai 9 hingga 30 September 2025.
BPBD Kabupaten Nagekeo juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan segera mengungsi apabila kondisi semakin berisiko.
Adapun Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto telah memerintahkan Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan hadir di lokasi terdampak untuk memberikan pendampingan dan dukungan lain yang dibutuhkan selama proses tanggap darurat.
Suharyanto sendiri direncanakan akan menyusul ke NTT setelah memberikan dukungan penanganan bencana banjir yang melanda sejumlah kabupaten dan menyebabkan dua orang meninggal di Bali.
Melihat kondisi medan dan lokasi wilayah terdampak yang cukup jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Nagekeo, tim yang diberangkatkan akan menggunakan moda transportasi udara dari Jakarta-Kupang menuju Ende.
Perjalanan dilanjutkan melalui darat untuk mencapai lokasi. Namun, jika hal itu tidak memungkinkan karena adanya erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki dan Ile Lewotolok yang dapat berdampak pada penerbangan, maka tim akan menggunakan jalur laut.
Tim yang diberangkatkan tidak hanya personel saja, namun dukungan lain seperti logistik dan perlengkapan yang secara umum dibutuhkan selama masa tanggap darurat juga disertakan.
BNPB juga akan melengkapi segala kebutuhan lainnya sesuai hasil asesmen di lapangan.










