HARNAS.CO.ID – Padel tengah menjadi tren baru di Indonesia. Sebagai sebuah olahraga raket perpaduan tenis dan squash, padel berkembang dan dimainkan masyarakat di Ibu Kota Jakarta hingga menjalar ke wilayah-wilayah lain di Tanah Air.
Tak ayal, tingginya antusiasme masyarakat tersebut melahirkan komunitas pencinta padel, salah satunya Amo Padel Club.
Komunitas itu pun menyatukan para peminat padel tanpa batas dari berbagai latar belakang.
“(Komunitas Amo Padel Club) dari berbagai latar belakang, ada pengacara, pengusaha, dan lainnya,” kata Presiden Amo Padel Club Noverizky Tri Putra Pasaribu di arena padel kawasan Simprug, Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2025)
Noverisky menjelaskan, komunitas yang dipimpinnya itu dibentuk pada Agustus 2025, berlandaskan atas kesamaan hobi para anggota.
“Intinya, kami ingin menyatukan orang-orang yang hobi padel dalam sebuah komunitas. Ini adalah ide yang baik karena olahraga ini sedang digemari masyarakat, baik di Jakarta maupun Indonesia,” ujar dia.
Olahraga untuk Semua
Amo Padel Club, kata Noverizky, dibentuk dengan tiga tujuan utama. Pertama dan yang paling penting terkait aspek kesehatan.
Berikutnya atau kedua, Amo Padel Club ingin membuktikan padel adalah olahraga yang bisa dilakukan dan dinikmati bersama-sama oleh siapa pun.
“Padel itu olahraga yang sangat bagus dan mudah dilakukan. Kami ingin menjangkau berbagai lapisan masyarakat di Jakarta. Harapannya, orang-orang yang belum mengenal padel bisa bergabung, dan yang sudah jago bisa menjadi lebih baik lagi,” kata Noverizky memaparkan.
Tujuan ketiga, komunitas Amo Padel Club diharapkan bisa menjadi wadah networking atau membangun jaringan bagi para anggotanya.
Menurut Noverizky, melalui olahraga padel, tidak menutup kemungkinan para anggota bisa saling terhubung dan membangun relasi di luar lapangan.
Bukan Hanya untuk “Kaum Borjuis”
Lebih lanjut, sebagai sebuah komunitas, Amo Padel Club menepis anggapan padel merupakan olahraga prestisius dan hanya bisa dimainkan oleh “kaum borjuis”.
Noverizky mencontohkan, sepeda yang menjadi tren mahal saat masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
Dia menilai, tren serupa terjadi pada padel, namun dengan biaya yang jauh lebih terjangkau. Dengan kata lain, Noverizky menegaskan, berolahraga padel lebih murah dari sepeda.
“Sewa lapangan satu jam Rp500 ribu. Bahkan ada yang lebih murah, tergantung lokasi dan fasilitas. Biaya sewa pun biasa dibayar secara patungan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Noverizky menegaskan, padel padel bisa dimainkan siapa saja.
“Olahraga ini sangat mudah dipelajari, sehingga tidak ada batasan bagi siapa pun untuk bergabung,” kata Noverizky.
Target dan Harapan
Komunitas Amo Padel Club sejauh ini memiliki 30-40 anggota. Upaya memperluas keanggotaan pun terus dilakukan.
Para anggota komunitas mengundang siapa saja, baik pengusaha maupun profesional dari level mana pun, untuk ikut serta.
Maka, Amo Padel Club sejatinya memiliki target besar. Selain memperbesar cakupan komunitas, mereka berharap bisa mengirimkan perwakilan untuk bertanding di turnamen.
“Target terbaiknya, kami ingin anggota kami bisa ikut di Pekan Olahraga Nasional (PON) atau bahkan SEA Games,” kata Noverizky optimistis.