HARNAS.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi peristiwa bencana memasuki pekan keempat bulan Maret 2025.
Merujuk data BNPB, ada tujuh peristiwa bencana yang terjadi mulai dari banjir, longsor, hingga angin kencang atau cuaca ekstrem.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari memaparkan, salah satu bencana alam itu adalah banjir di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Sabtu (22/3/2025). Banjir ini mengemuka setelah hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang.
“Longsor yang terjadi di sejumlah titik di enam desa dari tiga kecamatan ini menyebabkan sembilan unit rumah terdampak dan akses jalan terganggu oleh material longsor,” kata Muhari dikutip Selasa (25/3/2025).
Diketahui, hingga Minggu (23/3/2025), pemerintah daerah (pemda) setempat termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama unsur terkait telah melakukan kerja bakti pembersihan material longsor yang menutup akses jalan dan rumah warga.
Pada hari yang sama, selain longsor, banjir juga melanda Kabupaten Jepara, tepatnya di Desa Sumberejo, Kecamatan Donorojo. Sedikitnya 128 Kepala Keluarga (KK) atau 335 jiwa terdampak dengan ketinggian muka air mulai dari 20 hingga 40 sentimeter.
Banjir yang merendam permukiman warga ini membuat sejumlah warga mengungsi ke rumah sanak keluarga. Meski telah surut, tim BPBD setempat bersama warga telah melakukan penanganan dengan membuka dapur umum dan pembersihan sisa-sisa lumpur.
Selanjutnya, kejadian bencana juga terjadi di Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Sedikitnya 171 unit rumah di tiga desa di Kecamatan Parittiga terdampak banjir yang turut terjadi Sabtu lalu.
Bencana banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi turun membasahi Kecamatan Parittiga. Banjir telah surut, namun tim BPBD setempat masih bersiaga dan melakukan pemantauan bila hujan lebat kembali mengguyur.
Kemudian, banjir juga terjadi di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, pada Sabtu pekan lalu. Hujan deras memicu meluapnya aliran sungai yang melintasi empat kecamatan terdampak, yakni Seram Barat, Taniwel, Taniwel Timur, dan Huamual Belakang.
Imbasnya, sedikitnya 175 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir dan tiga titik wilayah di antaranya, berpotensi terdampak longsor. BPBD setempat merespons dengan meninjau lokasi dan melakukan penanganan darurat.
Hingga kemarin, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih terjadi dan debit air sungai masih tinggi.
Wilayah berikutnya yang dilanda banjir adalah Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Banjir yang terjadi pada Jumat (21/3/2025) ini bersamaan hujan dengan intensitas tinggi.
Sebanyak 18 desa dari enam kecamatan terdampak banjir dengan jumlah warga terdampak mencapai 2.973 jiwa. Tim BPBD Kabupaten Minahasa masih bersiaga dan terus melakukan pemantauan kondisi cuaca dan lingkungan.
Wilayah Kabupaten Klungkung, Bali, pada Minggu (23/3/2025) juga dilanda banjir. Akibat banjir ini, satu orang dilaporkan meninggal akibat terseret arus sungai yang debit airnya meningkat akibat hujan lebat.
Korban tersebut berhasil dievakuasi oleh tim gabungan. BPBD setempat masih bersiaga melakukan pemantauan dan pembersihan wilayah terdampak banjir di Desa Tegak, Kecamatan Klungkung.
Evakuasi Mandiri
Selain banjir, bencana lainnya angin kencang melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa. Pertama, angin kencang melanda wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, tepatnya di Desa Kumpay dan Tambakan, Kecamatan Jalancagak, Sabtu akhir pekan lalu. Sebanyak 221 KK terdampak dan satu warga luka ringan.
Kerugian materiil akibat peristiwa ini dilaporkan 222 unit rumah terdampak. Sebanyak 58 di antaranya rusak ringan, 11 unit rusak sedang, dan 21 unit rumah rusak berat. Bencana juga membuat satu bangunan masjid dan sekolah mengalami kerusakan.
Pada Minggu (23/3/2025), tim BPBD setempat masih melakukan penanganan berupa gotong royong bersama warga membersihkan puing dan perbaikan atap rumah yang rusak tertiup angin.
Angin kencang turut melanda Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (22/3). Sedikitnya 17 unit rumah milik 17 KK terdampak di enam desa dari tiga kecamatan ini. Rinciannya meliputi 2 unit rumah rusak ringan, 3 unit rumah rusak sedang, dan 5 unit rumah rusak berat. Hingga Minggu, tim BPBD masih bersiaga dan melakukan pembersihan material rumah rusak serta melakukan pemantauan cuaca di wilayah terdampak.
BNPB mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah.
“Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter. Pemerintah daerah diminta segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat,” kata Muhari menambahkan. (dha)










